5 Negara Kembali Lockdown Akibat Lonjakan Kasus Virus Corona

Lima negara kembali memberlakukan lockdown akibat terjadi lonjakan kasus infeksi virus corona, mulai dari Inggris, Jepang, China, Thailand, dan Libanon.
Jakarta, --

Melonjaknya kasus infeksi Covid-19 di sejumlah negara, disusul menyebarnya mutasi baru virus corona dari Inggris memaksa beberapa negara di dunia untuk kembali memberlakukan lockdown.

Tercatat sedikitnya ada lima negara di dunia, mulai dari Libanon, Inggris, Jepang, Thailand, hingga China kembali memberlakukan penguncian wilayah usai melaporkan lonjakan kasus Covid-19.

Libanon

Libanon mengumumkan akan memberlakukan lockdown penuh selama tiga pekan termasuk pemberlakuan jam malam mulai pukul 18.00 petang hingga 05.00 pagi untuk membendung meningkatnya infeksi Covid-19. Lonjakan infeksi corona membuat rumah sakit kewalahan merawat pasien.

Dilansir Channel News Asia, Selasa (5/1), Menteri Kesehatan sementara Hamad Hasan mengatakan lockdown akan dimulai pada Kamis (7/1) hingga 1 Februari.

Rincian lebih lanjut akan diumumkan pada Rabu (6/1) tentang sektor mana yang akan mendapat pengecualian.

"Jelas bahwa tantangan pandemi telah mencapai tahap yang sangat mengancam nyawa warga Libanon karena rumah sakit tidak mampu menyediakan tempat tidur," kata Hasan kepada wartawan setelah pertemuan komite kementerian tentang Covid-19.

Lockdown terbaru ini dilakukan di tengah kekhawatiran melonjaknya pengangguran, inflasi, dan kemiskinan.

Inggris

Perdana Menteri Boris Johnson kembali menerapkan lockdown ketat secara nasional setelah kasus mutasi baru Covid-19 di Inggris mengalami lonjakan dalam beberapa waktu terakhir.

"Jelas bahwa kita semua perlu berbuat lebih banyak lagi untuk mengendalikan kasus varian baru corona ini. itu berarti pemerintah sekali lagi memerintahkan Anda semua untuk berdiam diri di rumah," kata Boris, Senin (4/1).

Johnson belum mengatakan kapan lockdown akan berakhir. Namun, beberapa pihak memperkirakan aturan itu akan berlaku hingga pertengahan Februari. Lockdown sendiri mulai berlaku sejak Rabu (6/1) dan turut menghentikan aktivitas sekolah.

Selama lockdown, Johnson menuturkan pemerintah hanya mengizinkan warga untuk bepergian keluar rumah untuk beberapa alasan seperti belanja kebutuhan dasar, olah raga, dan kebutuhan medis.

Johnson juga memaparkan warga tetap bisa keluar rumah untuk menghindari ancaman kekerasan dalam rumah tangga, sebuah isu yang sempat banyak dibahas selama pandemi virus corona.

Berkaitan dengan imigrasi, Johnson mengatakan pemerintah akan membatasi kepergian internasional. Ia memaparkan perjalanan luar negeri saat lockdown hanya terbatas bagi mereka "yang memiliki izin legal" seperti urusan pekerjaan dan bisnis.

Posting Komentar

Page Links

Copyright ©